Pages

Minggu, 10 Juni 2012

Tata cara pengurusan jenazah ( Makalah Agama )


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini tanpa suatu halangan apapun.
            Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ,disamping itu penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacanya agar dapat mengetahui tentang Tata Cara Pengurusan Jenazah yang Benar.
            Penyusun juga ingin  megucapkan terimakasih kepada :
1.      Bapak Drs. H Tri Sugiharto selaku pelindung .
2.      Bapak Tukiyo S.pd I selaku guru pembimbing .
3.      Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini .
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna , oleh karena itu penyusun mengharap kritik dan saran dari pembaca sehingga dalam pembuatan makalah  lainnya menjadi lebih baik lagi.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin Ya Rabbal Alamin.

Kalasan , 24 Mei 2012
Penyusun

Dwi Ayu Savitri

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………  1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………2
Menghadap orang sakit/sakaratul maut……………………………………………………. 3
Disyariatkan bagi orang yang sakit ………………………………………………..……….. 4
Adab menjenguk orang sakit……………………………………………………..…………. 4
Tanda-tanda sakaratul maut……………………………………………………..….……… 5
Hal yang dilakukan terhadap orang yang sakit……………………………………………. 5
Beberapa hal yang sebaiknya  dilakukan Saat kematian………………………………….. 6
Memandikan Jenazah ………………………………………………………………………. 8
Mengkafani jenazah…………………………………………………………………….…….9
Menshalatkan jenazah………………………………………………………………………..9
Mengubur jenazah………………………………………………………………………..….14
Tadzkirah…………………………………………………………………………………..... 15
Macam-macam mati sahid…………………………………………………………………. 16
Ta’ziah…………………………………………………………………………………..…… 17
Ziarah Kubur……………………………………………………………………...…..…….. 17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….…18
Secara Umum tata pengurusan jenazah di bagi menjadi:
1 . Menghadapi orang sakit / sekaratul maut
            2 . memandikan jenazah
            3 . Mengkafani jenazah
            4 . Menshalatkan jenazah
            5 . Mengubur jenazah
            6.  Takziah dan ziarah kubur

A.Menghadap orang sakit/sakaratul maut
Keutamaan menjenguk orang yang sakit :
1.      Hak & kewajiban sesama muslim

     عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ : اِنَّ رَسُولُ اللهِ صلعم قَالَ :
  حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ : رَدُّالسَّلاَمِ , وَعِيَادَةُالْمَرِضِ , وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ ,
   وَاِجَابَةُ الدُّعْوَةِ , وَتَشْمِيْتُ الْعَاطِسِ / رواه البخارى ومسلم
Artinya : Abu Hurairah menerangkan  : Bahwa Rasulullah s a w bersabda :  Hak orang  atas orang muslim lainnya ada lima  : menjawab salam , mengunjungi orang sakit , mengantar jenazah , memenuhi undangan dan mentasymit ( mendoa ‘akan ) orang  bersin .
2. Mendapatkan permohonan ampun & keselamatan dari Malaikat.

B. Disyariatkan bagi orang yang sakit :
1.      Ridho dan Sabar terhadap ketentuan Allah. Yang dimaksud dengan sabar adalah menahan jiwa dari penderitaan, menahan lisan dari mengumpat, serta menahan anggota tubuh dari merusak atau merobek-robek pakaian dan yang semisalnya.
2.      Berbaik sangka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
3.      Memiliki rasa takut & harap. Takut akan hukuman Allah karena dosa-dosanya dan mengharapkan rahmat Rab-nya.
4.      Sekalipun berat penderitaan, tidak boleh mengharapkan kematian.
5.      Memperbanyak taubat dan memohon ampunan
6.      Diharamkan berobat dengan sesuatu yang dapat merusak aqidah, seperti menggantungkan jampi-jampi yang mengandung kalimat syirik/nama-nama asing. Berobat kepada dukun dan sejenisnya.
7.      Dianjurkan berobat dengan ruqyah yang disyari’atkan, seperti ayat-ayat al-Qur’an dan do’a-do’a dari Nabi. Ibnu Qayyim berkata:’Yang termasuk pengobatan paling tepat adalah melakukan kebaikan, berzikir, dan berdo’a juga tunduk kepada Allah dengan taubat.
8.      Dibolehkan berobat dengan obat-obat yang mubah.
9.      Bila ada hak yang harus ditunaikan, maka sampaikanlah kepada teman atau saudaranya bila hal itu memudahkannya, namun bila tidak maka berwasiatlah.
10.  Menulis wasiat.


C. Adab  menjenguk  orang  sakit
1.      Duduk di samping kepalanya.
2.      Menanyakan keadaannya.
3.      Menanyakan keinginannya.
4.      Mengusap tubuh yang sakit dengan tangan kanan.
5.      Mendoakannya.
6.      Mengunjungi yang sakit bisa dilakukan kapan saja.

D.Tanda-tanda sakaratul maut
1.      Terbelalak & terbaliknya mata, karena mata mengikuti arah ruh ketika keluar dari jasad.
2.      Berubahnya batang hidung ke kanan atau ke kiri.
3.      Berpautnya betis antara satu dengan yang lainnya.
4.      Turunnya rahang.
5.      Jantung atau nadi berhenti berdetak.
6.      Terlepasnya persendian tulang.
7.      Kulit menjadi tegang terutama di bawah ketiak.
8.      Suhu tubuh menjadi dingin seluruhnya.
9.      Tubuh menjadi keras & kaku terutama jika mayit telah meninggal cukup lama.
10.  Perubahan dalam bau.
11.  Hilangnya tanda hitam pada mata, terutama pada mayit dewasa.
• Apabila seseorang mati mendadak, maka tunggulah sesaat hingga muncul tanda-tanda tersebut. (minta bantuan dokter/ahli)
• Benar-benar memastikan tanda-tanda yang sudah ada.


E. Beberapa hal yang sebaiknya  dilakukan terhadap orang yang sakit/sakaratul maut : 
1. menghibur dengan membesarkan hatinya
2. menalkin / membimbing  dengan bacaan  kalimah tauhid
3. meminta agar bersabar
4. memberikan pelajaran dengan tidak boleh mengharapkan kematian,tetapi boleh berdo‘a
    sebagai mana H R Bukhari dan Muslim : 
   اَللّٰهُمَّ اَحْيِنِيْ مَا كَانَتِ الْحَيَاةُ خَيْرًالِى وَتَوَفَّنِيْ اِذَا كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْرًالِى
Artinya : Ya Allah , hidupkanlah aku jika memang baik bagiku , dan matikanlah aku jika
                memang itu baik bagiku .
5. Orang yang sakit parah boleh dibacakan surat Yasin ( HR  Abu Daud , Ibnu Majah dan
    Ahmad )
6.                  Orang yang sakit parah ( hampir meninggal boleh dihadapkan kearah kiblat ) H R Al Hakim  dan Baihaqi : “ bahwasanya ketika Nabi SAW ketika sampai ke Madinah  beliau    menanyakan seorang yang bernama Al Bara bi Ma’rur , Jawab yang hadir , Ia sudah  meninggal dan mewasiatkan sepertga hartanya kepada engkau dan mewasiatkan pula supaya ia dihadapkan ke kiblat apabila ia sakit parah  , kata Rasulullah SAW : Betul pendapatmu “
F. Beberapa hal yang sebaiknya  dilakukan Saat kematian  
1.      Memejamkan mata , mengatupkan mulutnya , menyedekapkan tangannya serta menyebut – nyebut kebaikannya
2.      Mendo’akannya dan memintakan ampun
3.      Menutup seluruh badannya dengan kain yang ringan , jika tidak sedang ihram haji atau umrah , jika sedang ihram haji atau umrah maka kepala dan wajahnya tidak di tutup
4.      Boleh mencium wajahnya
5.      Segera mengurus hutang -  hutangnya
Apabila sudah datang waktu kematian, maka kematian itu akan tiba juga , sebagaimana firman Allah dalam QS Yunus : 49.

     اِذَا جَآءَ اَجَلُهُمْ فَلَ يَسْتَأْ خِرُوْنَ سَا عَةً وَّ لاَ يَسْتَقْدِ مُوْنَ / يونس : 49  
Artinya :  “ Apabila telah datang ajal mereka , maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun , dan tidak (pula) dapat diajukannya  ”

Haram melakukan perbuatan niyahah ( meratap )  ketika ada musibah kematian  , adapun yang termasuk niyahah yaitu :
1.      اَلصَّالِقَةِ  : Wanita yang menangis menjerit – jerit ketika kena musibah kematian
2.      اَلْحَالِقَةِ  : Wanita yang mencukur atau mengacak – acak rambut ketika kena musibah kematian
3.      اَشَّاقَّةِ  : Wanita yang merobek – robek baju  ketika kena musibah kematian.
G.Beberapa  Kewajiban Terhadap Jenazah
1. Memandikan Jenazah
2. Mengkafani Jenazah
3. Menshalatkan Jenazah
4. Menguburkan Jenazah


1.      Memandikan Jenazah
Syarat Jenazah yang dimandikan :
a. Beragama Islam
b. Tubuh / anggota badan masih ada
c. Jenazah tersebut bukan mati syahid ( dunia akherat )

Yang berhak memandikan jenazah
a. Jenazah laki-laki yang memandikan laki-laki dan sebaliknya kecuali suami atau istri.
b. Jika tidak ada suami/istri atau mahram maka jenazah ditayamumkan.
c. Jika ada beberapa orang yang berhak maka diutamakan keluarga terdekat dengan jenazah

Cara memandikan jenazah
a. Jenazah ditempatkan di tempat yang tinggi
b. Diberi basahan
c. Bersihkan kotoran/najis
d. Bersihkan pada kuku, mulut dan gigi
e. Siramkan air ke seluruh tubuh dari atas ke bawah
f.  Sabun dan siram kembali
g. Wudhukan, siram dengan air kapur barus
h. Memandikan jenazah disunnahkan tiga kali.
  Syarat – syarat yang memandikan
1. Islam                      
2. Berakal       
3. Amanah      
4. ‘Alim                      
5. Merahasiakan

2.      Mengkafani Jenazah
1.      Hendaknya kain kafan yang digunakan bagi mayit laki-laki sebanyak tiga 3 (lapis). Sedangkan bagi wanita sebanyak 5 (lima) lapis terdiri dari sarung, ghamis, khimar, dan dua helai kain.
2.      Menggunakan kain yg bersih & baik serta menutupi seluruh tubuh.
3.      Menggunakan kain yang berwarna putih.
4.      Memberikan wewangian
5.      Tidak berlebih-lebihan dalam kain kafan.
6.      Menaburi kain kafan dengan kafur.
7.      Hendaknya kain kafan yang terbaik diletakkan di bagian atas.

3.      Menshalatkan Jenazah
      Syarat-syarat shalat jenazah
a. Menutup aurat, suci hadats/najis dan menghadap kiblat
b. Jenazah telah dimandikan
c. Letak jenazah di depan yang menshalatkan kecuali shalat ghaib



Cara shalat:
1.      Letakkan jenazah di hadapan imam. Imam berdiri di hadapan kepala mayit jika laki-laki. Jika mayitnya perempuan, maka imam berdiri di tengah-tengah mayit. Kemudian makmum berdiri di belakang imam.
         Disunnahkan membuat tiga shaf (barisan).
         Disukai yang menshalatinya jama’ah yang banyak
         Jika mayitnya anak laki-laki & perempuan, maka posisi imam berdiri seperti pada posisi mayit wanita dewasa.
         Tidak mengapa bagi Imam meberitahukan jenis kelamin mayit kepada makmum, agar dapat berdo’a sesuai dengan kata gantinya.
2.      Imam bertakbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangannya, kemudian meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada. Kepala menunduk & pandangan tertuju kepada tempat sujud.
3.      Berta’awudz, membaca basmallah, tidak membaca do’a iftitah, membaca surat al-fatihah. Semuanya dibaca secara sir (pelan).
4.      Imam takbir yang kedua seraya mengangkat tangan kemudian membaca shalawat.
5.      Kemudian bertakbir yang ketiga sambil mengangkat tangan terus berdo’a bagi sang mayit.
Keterangan  :
a. Lafal lafal niat mewudhukan jenazah
            - Lafal niat mewudhukan jenazah laki – laki
      نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِهٰذَا الْمَيِّتِ لِلّٰهِ تَعَالَى
             - Lafal niat mewudhukan jenazah perempuan
      نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِهٰذِهِ الْمَيِّتِ لِلّٰهِ تَعَالَى
b. Lafal lafal niat memandikan jenazah
            - Lafal  niat memandikan jenazah laki – laki
    نَوَيْتُ الْغُسْلِ لِهٰذَا الْمَيِّتِ لِلّٰهِ تَعَالَى

            - Lafal niat memandikan jenazah perempuan
    نَوَيْتُ الْغُسْلِ لِهٰذِهِ الْمَيِّتِ لِلّٰهِ تَعَالَى
            - Lafal  niat mentayamumkan jenazah
    نَوَيْتُ التَّيَمُّمَ عَنْ تَحْتِ قُلْفَةِ هٰذَا الْمَيِّتِ لِلّٰهِ تَعَالَى
               Artinya  : Saya niat tayamum untuk menggantikan membasuh dibawah   ini jenazah  karena allah ta ‘ala .

c. Lafal lafal niat shalat jenazah 
1. untuk jenazah laki laki Satu
      اُصَلِّى عَلَى هَذَا اْلمَيِّتِ اَرْبَعَ نَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ اْلكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا / اِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى

2. untuk jenazah laki laki dua
      اُصَلِّى عَلَى هَذَيْنِ اْلمَيِّتِ اَرْبَعَ نَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ اْلكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا / اِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى  

3. untuk jenazah banyak
     اُصَلِّى عَلَى هَۤؤُلاَءِاْلمَوْتَى اَرْبَعَ نَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ اْلكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا / اِمَامًا لِلَّهِ تَعَالى     

4.untuk jenazah perempuan Satu
      اُصَلِّى عَلَى هَذِهِ اْلمَيِّتَةِ اَرْبَعَ نَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ اْلكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا / اِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى

5. untuk jenazah ghoib ( imam )
      اُصَلِّى عَلَى اْلمَيِّتِ اْلغَائِبِ (فُلاَنْ) اَرْبَعَ نَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ اْلكِفَايَةِ اِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى
6. untuk jenazah ghoib ( makmum )

      اُصَلِّى عَلَى مَنْ صَلىَّ عَلَيْهِ اْلاِمَامُ اَرْبَعَ نَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ اْلكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى

d . Lafal doa setelah takbir ke 3
    اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْ خَلَهُ وَاجْعَلِ الْجَنَّةَ
   مَثْوَاهُ

“ Ya Allah , ampunilah dia , berilah kasih (rahmat  ) padanya , berilah maaf padanya , muliakanlah kedatangannya ( tempatnya ) , lapangkanlah pintu masuknya ( kekubur ) dan jadikanlah surga tempat kembalinya . “

e . Lafal do ‘a setelah takbir ke 4
     اَللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْناَ اَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِناَ بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَناَ وَلَهُ  
“Ya Allah , janganlah Engkau rugikan kami dari pada mendapat pahalanya , dan janganlah Engkau beri kami  fitnah sepeninggalnya , dan ampunilah kami dan dia . “

Penjelasan  :
            Ketika membaca do‘a dalam salat jenazah  setelah takbir ke 3 dan  ke  4 hendaklah bacaan dlamir  ( kata ganti orang ) disesuaikan dengan jenis jenazah tersebut ( laki – laki atau permpuan ), misalnya :
1.      Apabila jenazahnya wanita maka dlamir ( kata ) hu (  هُ) diganti dengan dlamir ha ( هاَ )
            2 . Apabila jenazahnya  dua orang  maka dlamir ( kata ) hu (  هُ) diganti dengan dlamir huma
                ( هُمَا )   
3        . Apabila jenazahnya  banyak   maka dlamir ( kata ) hu (  هُ) diganti dengan dlamir hum
 ( هُمْ )

4.      Mengubur Jenazah
Disunnahkan membawa jenazah dengan usungan jenazah yang di panggul di atas pundak dari keempat sudut usungan.

Untuk mengubur jenazah sebaiknya disegerakan.

Cara mengubur jenazah
a. Membuat liang lahat sedalam 1,5 m, lebar 1m dan panjang 2,25 m
b. Di pemakaman jenazah dimasukkan ke liang lahat dari arah kaki, diletakkan dengan posisi
                miring menghadap kiblat
c. Tali-tali pengikat kafan dilepas, pipi kanan dan ujung kaki nempel di tanah
d. Menutup lahat dengan  papan atau yang sejenis lalu ditimbun  dengan tanah
e. Tanah ditinggikan satu jengkal, kemudian diberi nisan ( tanda )
f. Jenazah didoakan untuk diberi ketetapan / kekuatan iman.

H. Tadzkirah :   
1. Ketika hendak melangkah pemberangkatan jenazah atau memindahkan jenazah , atau
                memasukkan jenazah keliang lahat sunat membaca lafal
           بِسْمِ اللهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِ اللهِ
                 “ Dengan menyebuat asma Allah dan atas agama Rasulullah “
           

2 . Ketika menimbun  jenazah sunah untuk menabur tanah tiga kali dengan tiga cakupan
                 tanah disertai membaca sebagian Surat Thaha ayat 55 sebagai berikut :
a.       cakupan pertama ditaburkan diarah atas kepala jenazah dengan membaca   مِنْهَا خَلَقْنَكُمْ    artinya dari bumi Aku ( Allah ) menciptakanmu .
b.  cakupan kedua ditaburkan diarah atas badan jenazah dengan membaca   وَفِيْهَا نُعِيْدُ كُمْ 
                                artinya dan didalam bumi Aku ( Allah ) kembalikan kamu semua.
c.   cakupan ketiga ditaburkan diarah atas kaki jenazah dengan membaca

                         وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً اُخْرَى  artinya dan dari bumi Aku ( Allah ) keluarkan kamu
                          semua  ( kebangkitan kubur ) .

I.                   . Macam – macam mati sahid

1.      Sahid dunia akherat : orang yang terbunuh dalam peperangan melawan orang kafir untuk meninggikan ( menegakkan ) agama Allah .

2.      Sahid dunia : orang yang terbunuh seperti diatas , tetapi bukan untuk meninggikan agama Allah, tetapi untuk mencari harta rampasan , kemegahan dan lain sebagainya .

 

3.      Sahid akherat : orang yang mati karena :
a.       Teraniaya
b.      Penyakit kolera
c.       Penyakit perut
d.      Tenggelam
e.       Kebakaran
f.       Melahirkan
g.      Tertimbun reruntuhan
h.      Menuntut ilmu
J. Ta’ ziah
1 . Pengertian : Ta’ziah adalah mengunjungi keluarga yang meninggal agar :
a. terhibur
b. diberi keteguhan iman dan islam
c. diberi kesabaran dalam menghadapi musibah
d. serta mendo‘akan agar diterima amal baiknya dan diampuni segala dosanya

2 . Hal – hal yang perlu diperhatikan bagi orang yang berta’ziah  antara lain
                        a. memberikan bantuan moral / material
                        b. menghibur keluarga yang kena musibah
                        c. melaksanakan shalat jenazah atau mendo ‘akan
                        d. menghantarkan kekubur
                        e. dilarang bicara yang keras , bercanda , terutama mengatakan aibnya jenazah
3 . Secara garis besar orang yang berta’ziah itu dinyatakan sempurna ta’ziahnya apabila
     melaksanakan  tiga  hal yaitu .
                        a. menghibur
                        b. menshalatkan / mendo ‘akan
                        c. mengambil i’tibar atau pelajaran
K. Ziarah kubur

1 . Ziarah kubur adalah mengunjungi makam kaum muslimin atau muslimat .
2 . Cara atau urutan ziarah kubur
                        a.  setelah sampai pintu gerbang kuburan mengucapkan salam , sebagaimana hadis dari
     Sulaiman bin Buraidah dari ayahnya yang diriwayatkan oleh  Muslim dan Ahmad
     sebagai  berikut:
   اَلسَّلاَ مُ عَلَيْكُمْ  اَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَاِنَّا اِنْ شَاءَ ا لله ُ بِكُمْ
  لاَحِقُوْنَ .  نَسْأَلُ ا لله َ لَناَ وَلَكُمُ اْلعَا فِيَةَ . 
               Artinya : “ Selamat sejahtera pada mukminin dan muslimin yang ada disini , Kami insya
                               Allah akan menyusul kamu . Aku mohon kepada Allah semoga kami dan kamu mendapat  keselamatan
b.      berdoa  ( semoga diampuni dosanya dan diterima amal baiknya )

3. Tujuhan dan manfaat ziarah kubur
                        a. mengingatkan kematian
                        b. mengingatkan kehidupan akherat
                        c. tidak akan hanya memburu kehidupan dunia saja
                        d. mendo ‘akan ahli kubur




DAFTAR PUSTAKA
·         www .kaahil .wordpress.com
·         Sayid Sabiq     : Fiqhus Sunnah…. Dll.
·         Syamsuri.2007.Pendidikan Agama Islam untuk Kelas XI .Jakarta :Erlangga
·         Atika.TUNTAS.Pendidikan Agama Islam untuk SMA/MA.Jakarta:CV.Graha Pustaka
·         Buku catatan